Kesehatan

Imelda Merasa Beruntung Menjadi Peserta BPJS Kesehatan, Rasakan Manfaatnya Saat Melahirkan 

- Advertisement -

KOTA SERANG,- Imelda warga Kota Serang merasa beruntung menjadi peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan.

Pasalnya menjadi peserta BPJS Kesehatan banyak manfaat yang telah Ia dapatkan. Manfaat yang Ia dapatkan katanya, saat melahirkan anak pertama.

Merasa beruntung mas dengan hadirnya Program JKN dari BPJS Kesehatan ini dan itu saya rasakan sendiri manfaatnya secara langsung,” Kata Imelda saat Berbincang bincang dengan Wartawan Impresinews, Selasa (16/01).

Terlebih katanya, saat kelahiran anak pertama, kondisi keungan yang Ia alami saat itu kurang berkecukupan, terlebih suaminya saat itu sedang tidak memiliki pekerjaan, namun dengan hadirnya BPJS Kesehatan membuat keraguannya hilang menjelang lahirnya sang buah hati.

“Apalagi anak pertama saya lahir melalui prosedur ekstraksi Vakum, kalau mandiri biayanya bisa mencapai 8 hingga 20 juta ,” ujar imelda yang kesehariannya menjadi Ibu Rumah tangga.

Diketahui ekstraksi vakum merupakan salah satu prosedur untuk membantu proses persalinan normal. Persalinan dengan bantuan ekstraksi vakum dilakukan dengan alat yang disebut vakum ekstraktor. Umumnya, tindakan ini baru dilakukan ketika proses persalinan normal mengalami hambatan.

Sementara vakum ekstraktor merupakan instrumen medis yang digunakan sebagai alat bantu untuk menarik bayi keluar dalam proses persalinan. Dokter biasanya akan membantu persalinan dengan ekstraksi vakum apabila bayi sulit dilahirkan secara normal tanpa alat bantu.

Perangkat vakum ekstraktor memiliki bentuk yang menyerupai mangkuk dan terbuat dari bahan plastik (soft cup). Namun, ada juga vakum yang terbuat dari bahan logam (metal cup). Alat ini dilengkapi dengan pompa vakum yang digunakan untuk menarik bayi.

Akan tetapi, katanya dikarenakan Ia merupakan peserta BPJS Kesehatan, semua biaya lahiran dicover oleh BPJS karena atas rekomendasi medis dari dokter yang melakukan pemeriksaan.

“Bersyukur Banget mas, pokoknya program BPJS Kesehatan Ini harus tetap ada, karena sangat membantu- tidak terbayangkan kalau harus pakai uang pribadi saat itu,” harapnya.

Ia mengaku setelah kelahiran anak pertama , Ia sempat berhenti menjadi peserta BPJS Kesehatan, akan tetapi ketika mengalami sakit, biaya yang ditanggung sangat memberatkannya.

“Dulu sempat berhenti, ditahun 2017 setelah keluar kerja dari salah satu pabrik di kabupaten Serang, namun waktu Itu anak demam tinggi, lalu saya bawa berobat secara mandiri, biayanya sekali berobat mencapai Rp 800.000, benar benar memberatkan keuangan buat keluarga kami kalau harus bayar secara umum,” katanya.

Pasca kejadian itu, Ia dan keluarga kecilnya memutuskan kembali menjadi peserta BPJS Kesehatan hingga kini. “Kapok mas, biaya secara umum telalu berat bagi kami, hal itu yang membuat kami kekeh menjadi peserta BPJS Kesehatan karena terbukti meringankan kami dan keluarga, tegasnya.

Dengan hadirnya BPJS Kesehatan, Ia mengaku tidak terlalu khawatir bila sakit menghampirinya, meskipun hal itu tidak Ia harapkan, akan tetapi dengan adanya BPJS Kesehatan, bila sakit datang Ia tidak lagi mengkhwatirkan untuk biaya pengobatan. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

- Advertisement -

Baca Juga