
CILEGON,- Friska Siahaan sedang terbaring sambil menjalani proses cuci darah di Rumah Sakit Krakatau Medika (RSKM) Cilegon.
Ia harus menjalani terapi tersebut bermula dari sakit darah tingginya yang kambuhan.
Seiring waktu, tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol menyebabkan arteri di sekitar ginjal menyempit dan melemah fungsinya.
Arteri yang rusak tidak mampu memberikan cukup darah ke jaringan ginjal. Akibatnya dalam seminggu ia harus dua kali cuci darah, otomatis dalam satu bulan warga Citangkil, Kota Cilegon itu harus delapan kali bolak-balik ke rumah sakit untuk menjalani cuci darah.
Hal itu sudah dilakukan oleh perempuan berusia 53 tahun tersebut sejak tahun 2017 lalu. Selama itu juga ia cuci darah menggunakan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan.
Lima tahun melakukan cuci darah, Friska mengaku tidak pernah sekali pun mendapatkan kendala.
Menurutnya, selain gratis, pelayanan yang dia terima dari rumah sakit pun tetap maksimal. Friska mengaku tidak pernah merasa dibeda-bedakan oleh tenaga medis di rumah sakit tersebut. Bahkan, ia pun mengaku tidak pernah diminta tambahan biaya apapun.
“Saya sudah lima tahun tidak ada kendala dalam pelayanan, tidak pernah dicuekin, aman, bahkan saya dibantu oleh mereka (tenaga medis),” tutur Friska, Kamis (08/09).
Menurut Friska, jika tanpa JKN maka harta benda atau aset milik ia dan keluarga dipastikan habis terjual untuk membayar biaya cuci darah. Pasalnya, satu kali cuci darah harus mengeluarkan biaya Rp900 ribu.
Sedangkan dalam satu minggu ia harus melakukan dua kali cuci darah. Bahkan, dalam keadaan tertentu, dalam satu bulan, Friska mengaku harus melakukan cuci darah hingga 10 kali.
“Biaya dari mana kalau harus bayar, suami sudah pensiun, tidak lagi bekerja, habis semuanya dijual kalau harus bayar,” terang Friska.
Sebagai orang yang sangat menikmati manfaat dari kepesertaan BPJS Kesehatan, Friska mengaku sangat bersyukur.
Menurutnya, program JKN sangat bagus dan bisa menjadi tumpuan bagi orang-orang yang memiliki masalah kesehatan seperti dirinya.
Kemudian, prosedur saat menggunakan Kartu KIS pun menurutnya tidak sulit. Ia mengaku tidak harus mengurusi banyak hal untuk bisa mendapatkan pelayanan kesehatan menggunakan Kartu KIS di rumah sakit.
“Bersyukur sekali ada program yang mulia seperti ini, semua orang bisa tertolong terutama yang punya masalah kesehatan akan sangat terbantu,” jelas Friska.
Friska berharap program JKN tetap eksis agar masyarakat yang menderita sakit yang parah seperti dirinya tidak harus pusing memikirkan biaya pengobatan.
Ia bahkan mengajak kepada semua orang untuk mengikuti program tersebut, karena meski dalam keadaan sehat, iuran yang dikeluarkan secara rutin mampu membantu peserta lainnya yang benar-benar sangat membutuhkan. (FR/mj)